KENDARI, BERITA UTAMA — Politisi senior yang juga mantan Bendahara Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) era kepemimpinan Hamzah Haz, Habil Marati menyarankan Presiden Prabowo Subyanto untuk merangkul lawan yang menyelamatkan dan menyingkirkan Kawan yang mejerumuskan.
“Singkirkan Geng Solo dan rangkul Gatot Nurmantio dan Anies Cs,” kata Habil Marati.
Pernyataan ini dilontarkan Habil setelah Presiden Prabowo mengeluarkan pernyataan terkait demo rusuh pada 25 Agustus hingga 2 September 2025 bahwa demo tersebut sudah mengarah ke makar dan terorisme. Kata Habil, seorang presiden yang mengeluarkan pernyataan strategis, misalnya, makar dan terorisme, menganggu stabilitas ekonomi, mengarah pada instabilitas, itu adalah pernyataan serius yang tidak main-main.
Presiden tidak bakal mengeluarkan pernyataan tersebut bila tidak mendapatkan informasi dari instrumen alat-alat negara seperti misalnya, BIN, BAIS, POLRI, apalagi Presiden Prabowo juga seorang mantan jenderal.
“Jadi, menurut hemat saya, pernyataan ini bukan kaleng-kaleng. Bukan pepesan kosong tapi benar-benar informasi yang didapat Presiden Prabowo dari hasil analisis intelijen. Karena itu, ini tidak bisa hanya sebatas statement. Harus diverifikasi. Secara fisik harus dibuktikan. Siapa sebenarnya pelaku makar dan terorisme itu? Karena selama ini, kasian umat Islam, setiap kegiatan yang mengarah ke sana, yang tertuduh selalu umat Islam. Nah, sekarang harus dibuktikan. Siapa dalangnya. Ini harus benar-benar dilakukan untuk membuktikan apakah makar dan terorisme itu benar-benar ada atau tidak,” tutur Habil.
Habil Marati yang pernah terpenjara karena tuduhan makar ini mengaku, Koalisi Kuning Ijo Biru (KIB) yang ia pimpin memiliki jaringan dengan mahasiswa di 600-an kampus di Indonesia, ia berkesimpulan bahwa pelaku makar dan terorisme bukan mahasiswa.